Wednesday, February 25, 2009

Membangun Low-Cost Strategy

Ada berbagai macam pendekatan strategi yang digunakan untuk membangun competitive advantage suatu perusahaan. Salah satunya adalah The Five Generic Strategies yang dikembangkan dari 3 Strategy classification yang diperkenalkan oleh Michael E. Porter sebelumnya.
Strategi ini berbicara bagaimana membangun keunggulan competitive perusahaan dilihat dari 5 perspektif, yaitu :
- A low cost provider strategy
- A broad differentiation strategy
- A best-cost provider strategy
- A focused (or market niche) strategy based on low costs
- A focused (or market niche) strategy based on differentiation



low Cost provider Strategy,

Strategi ini merupakan suatu alternative yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk membangun keunggulan bersaingnya, terlebih pada saat kondisi krisis seperti ini, dimana setiap perusahaan dituntut untuk melakukan cost effisiensi dan cost saving. Pendekatan ini sebenar sudah cukup lama diadopsi oleh industri penerbangan yang dimotori oleh Southwest dan Jet Blue Airlines kemudian diikuti oleh Air Asia untuk penerbangan di Asia.

Penerapan strategi ini diharapkan dapat membawa perusahaan menjadi low-cost leader dan keluar dari persaingan yang ada seperti pada konsep Blue Ocean Strategy dimana membuat kompetisi menjadi tidak relevan lagi. Permasalahannya adalah bagaimana membuat suatu strategi yang tidak dapat dengan mudah diikuti atau dicontoh oleh kompetitor.

Ada beberapa kunci untuk menjadi low-cost leader, yaitu:
- Identifikasikan apa yang menjadi cost driver, dan bagaimana me-manage cost tersebut sehingga dapat diturunkan setiap tahunnya.
Salah satu cara untuk me-manage penggunaan biaya yang cukup baik adalah dengan membuat budget untuk memonitor achievement vs cost yang dikeluarkan.
- Lakukan restrukturisasi terhadap value-chain untuk menghilangkan tahapan-tahapan kerja yang tidak penting dan tidak bernilai.
- Tumbuhkan budaya perusahaan yang sadarkan akan penggunaan biaya.
- Lebih agresif melakukan investasi terhadap resources yang memungkinkan untuk menurunkan aktifitas berbiaya tinggi.

Karakteristik dari low-cost provider, yaitu
- Budaya perusahaan yang sadar akan biaya.
- Adanya partisipasi dari setiap karyawan untuk melakukan pengontrolan terhadap biaya.
- Terus melakukan benchmarking terhadap penggunaan biaya, khususnya seberapa besar benefit yang diterima dari alokasi penggunaan biaya.
- Secara intensif menelaah permintaan dan penggunaan budget
- Terus menerus melakukan cost improvement .

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari kegagalan dalam implementasi low-cost strategy, yaitu :
- terlalu agresif dan terlalu kaku melakukan pemotongan biaya, sehingga menyebabkan perusahaan kurang melakukan invoasi produk.
- Low-cost strategi secara sederhana dan secara mudahdapat dicontoh oleh pesaing
- Kompetitor menggunakan teknologi baru yang mampu membantu mereka untuk memotong biaya yang lebih besar.

Tujuan strategi ini adalah mengurangi potensi pengeluaran biaya pada aktifitas yang dianggap tidak memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Tetapi perlu dipahami bahwa low-cost strategi bukanlah mengharuskan perusahaan untuk berhemat atau menjaga keuangan secara ketat, tetapi lebih menjadi bagian perusahaan untuk meningkatkan keunggulan bersaing dan bukan melemahkan daya saing.

Mengenai topik-topik lainnya akan dibahas pada posting selanjutnya

Arthur A. Thompson. Jr, A.J Strickland, John E. Gamble, “Crafting and Executing Strategy : The Quest for Competitive Advantage”

Followers