Strategi ini berbicara bagaimana membangun keunggulan competitive perusahaan dilihat dari 5 perspektif, yaitu :
- A low cost provider strategy
- A broad differentiation strategy
- A best-cost provider strategy
- A focused (or market niche) strategy based on low costs
- A focused (or market niche) strategy based on differentiation
- A best-cost provider strategy
- A focused (or market niche) strategy based on low costs
- A focused (or market niche) strategy based on differentiation
low Cost provider Strategy,
Penerapan strategi ini diharapkan dapat membawa perusahaan menjadi low-cost leader dan keluar dari persaingan yang ada seperti pada konsep Blue Ocean Strategy dimana membuat kompetisi menjadi tidak relevan lagi. Permasalahannya adalah bagaimana membuat suatu strategi yang tidak dapat dengan mudah diikuti atau dicontoh oleh kompetitor.
Ada beberapa kunci untuk menjadi low-cost leader, yaitu:
- Identifikasikan apa yang menjadi cost driver, dan bagaimana me-manage cost tersebut sehingga dapat diturunkan setiap tahunnya.
Salah satu cara untuk me-manage penggunaan biaya yang cukup baik adalah dengan membuat budget untuk memonitor achievement vs cost yang dikeluarkan.
- Lakukan restrukturisasi terhadap value-chain untuk menghilangkan tahapan-tahapan kerja yang tidak penting dan tidak bernilai.
- Tumbuhkan budaya perusahaan yang sadarkan akan penggunaan biaya.
- Lebih agresif melakukan investasi terhadap resources yang memungkinkan untuk menurunkan aktifitas berbiaya tinggi.
- Lebih agresif melakukan investasi terhadap resources yang memungkinkan untuk menurunkan aktifitas berbiaya tinggi.
Karakteristik dari low-cost provider, yaitu
- Budaya perusahaan yang sadar akan biaya.
- Adanya partisipasi dari setiap karyawan untuk melakukan pengontrolan terhadap biaya.
- Terus melakukan benchmarking terhadap penggunaan biaya, khususnya seberapa besar benefit yang diterima dari alokasi penggunaan biaya.
- Secara intensif menelaah permintaan dan penggunaan budget
- Terus menerus melakukan cost improvement .
- Budaya perusahaan yang sadar akan biaya.
- Adanya partisipasi dari setiap karyawan untuk melakukan pengontrolan terhadap biaya.
- Terus melakukan benchmarking terhadap penggunaan biaya, khususnya seberapa besar benefit yang diterima dari alokasi penggunaan biaya.
- Secara intensif menelaah permintaan dan penggunaan budget
- Terus menerus melakukan cost improvement .
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari kegagalan dalam implementasi low-cost strategy, yaitu :
- terlalu agresif dan terlalu kaku melakukan pemotongan biaya, sehingga menyebabkan perusahaan kurang melakukan invoasi produk.
- Low-cost strategi secara sederhana dan secara mudahdapat dicontoh oleh pesaing
- Kompetitor menggunakan teknologi baru yang mampu membantu mereka untuk memotong biaya yang lebih besar.
Tujuan strategi ini adalah mengurangi potensi pengeluaran biaya pada aktifitas yang dianggap tidak memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Tetapi perlu dipahami bahwa low-cost strategi bukanlah mengharuskan perusahaan untuk berhemat atau menjaga keuangan secara ketat, tetapi lebih menjadi bagian perusahaan untuk meningkatkan keunggulan bersaing dan bukan melemahkan daya saing.
Mengenai topik-topik lainnya akan dibahas pada posting selanjutnya
Arthur A. Thompson. Jr, A.J Strickland, John E. Gamble, “Crafting and Executing Strategy : The Quest for Competitive Advantage”